Gold Open Access

Implications of the Use of Electronic Certificates in Proving Land Rights According to the Civil Procedure Law

Aslan Noor(1), Bekawita Wassir(2Mail), Ira Anggraini(3), Erlin Rahmaniah(4),
(1) Universitas Pasundan, Kota Bandung, 40116, Indonesia
(2) Universitas Pasundan, Kota Bandung, 40116, Indonesia
(3) Universitas Pasundan, Kota Bandung, 40116, Indonesia
(4) Universitas Pasundan, Kota Bandung, 40116, Indonesia

Mail Corresponding Author

Abstract


The development of digital technology has encouraged reforms in land administration in Indonesia, one of which is the application of electronic certificates as evidence of land rights. The use of electronic certificates aims to increase efficiency, transparency, and legal certainty in the process of proving in court. This study aims to analyse the legal validity and practical aspects of the use of electronic certificates in the process of proving land rights according to civil procedural law. The study is based on several key regulations, including the Basic Agrarian Law (UUPA), Government Regulation (PP) No. 24 of 1997, PP No. 18 of 2021, Minister of Agrarian and Spatial Planning/National Land Agency Regulation (Permen ATR/BPN) No. 1 of 2021, and the Electronic Information and Transaction Law (UU ITE). The results show that electronic certificates are legally recognised as valid evidence in court. These certificates have the same evidentiary power as physical certificates and can be used as a strong evidentiary tool in land rights disputes. In addition, the electronic land registration process enables more effective recording and management of land data, reduces the potential for certificate forgery, and increases the efficiency and security of the evidentiary process in court. However, in practice, the use of electronic certificates still faces several challenges, such as limited digital infrastructure, protection of personal data, and resistance from people who are used to physical certificates. Another obstacle is the doubt of some parties regarding the evidentiary power of electronic certificates in court. Therefore, socialisation efforts, strengthening regulations, and increasing technological and infrastructure capacity are needed to support the optimal implementation of electronic certificates.

Keywords


Evidence; Certificate; Electronic; Title; Land

   

Article DOI



DOI: https://doi.org/10.33122/ejeset.v5i2.266 		       

Article Metrics

 Abstract views : 111 
 PDF views : 28 


   

Article Pages


Pages: 276-281

   

Full Text:

PDF

References


Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. CV Jejak (Jejak Publisher).

Aniscasary, S., & Ramasari, R. D. (2022). Tinjauan Yuridis Kekuatan Hukum Sertifikat Tanah Elektronik Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang Nomor 1 Tahun 2021. Jurnal Hukum Dan Etika Kesehatan, 1–14.

Assidiqih, G., & Susilowati, I. F. (2021). Tinjauan Yuridis Sertifikat Tanah Elektronik Sebagai Alat Bukti Kepemilikan Tanah Di Indonesia. Novum: Jurnal Hukum, Salam 2020, 57–72.

Ayudia Nirmalasari, Bella Mutiara, Tika Handayani, Muhammad Daffa Raihananta Setijawan, & Farahdinny Siswajanthy. (2024). Kajian Yuridis Terhadap Penggunaan Bukti Elektronik Dalam Proses Pembuktian Perdata. Causa: Jurnal Hukum Dan Kewarganegaraan, 4(8), 41–50. Https://Doi.Org/10.3783/Causa.V4i8.3721

Fakhriah, E. L., & SH, M. H. (2023). Bukti Elektronik Dalam Sistem Pembuktian Perdata. Penerbit Alumni.

Handayani, A., & Anggriani, R. (2022). Digital Transformation Of Land Certificates By PPAT In Kulon Progo Regency Transformasi Digital Sertifikat Tanah Oleh PPAT Di Kabupaten Kulon Progo. Social Humanities, Religious Studies And Law, 2(1), 184–199.

Hidayah, S., Hariyani, E., Mukarromah, L., Niravita, A., & Fikri, M. A. H. (2024). Tantangan Dan Peluang Sertifikat Elektronik Dalam Reformasi Pendaftaran Tanah Di Era Digital. Jurnal Ilmiah Nusantara, 1(6), 186–199.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgelijk Wetboek), Yang Mengatur Ketentuan Terkait Hak Milik Dan Pembuktian Dalam Proses Perdata.Herziene Indonesisch Reglement (HIR) Dan Rechtsreglement Voor De Buitengewesten (Rbg) Yang Mengatur Tata Cara Pembuktian Dalam Hukum Acara Perdata.

Masri, E. (2023). Kebijakan Penerbitan Sertipikat Elektronik Pada Sistem Pendaftaran Tanah Di Indonesia Untuk Mewujudkan Kepastian Hukum. Krtha Bhayangkara, 17(1), 157–174.

Maulana, H., Nugraha, N., Arinda, R., Fikri, M., & Wahanisa, R. (2024). Urgensi Sertifikat Elektronik Dengan Pemantauan Berbasis AI Untuk Efisiensi Pendaftaran Tanah Dan Mitigasi Mafia Tanah Di Indonesia. Journal Customary Law, 2(1), 9.

Nasyiah, I., & Ulum, K. M. U. (2024). Hukum Pidana Ekonomi: Karakter Dan Bentuk-Bentuk Tindak Pidana Ekonomi (I. Nasyiah (Ed.)). CV. Pena Ameen. Http://Repository.Uin-Malang.Ac.Id/21115/

Nirmalasari, A., Mutiara, B., Handayani, T., Setijawan, M. D. R., & Siswajanthy, F. (2024). Kajian Yuridis Terhadap Penggunaan Bukti Elektronik Dalam Proses Pembuktian Perdata. Causa: Jurnal Hukum Dan Kewarganegaraan, 4(8), 41–50.

Patittingi, F. (2024). Implementasi Qr (Quick Response) Code Pada Sertifikat Tanah Elektronik. Tohar Media.

Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 1 Tahun 2021.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2021 Tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun,

Dan Pendaftaran Tanah.

Prasetio, Rio. 2022. “Problematika Yang Muncul Karena Penerbitan Sertipikat Hak Atas Tanah Elektronik.” Universitas Narotama Surabaya 6(1):789–801

Romadhon, D. R. A. (2024). Perlindungan Hukum Bagi Individu Yang Memegang Sertifikat Hak Milik Tanah Dievaluasi Dalam Konteks Sengketa. Tamilis Synex: Multidimensional Collaboration, 2(01), 114–127.

Ratmin, T., Laturette, A., & Radjawane, P. (2023). Kekuatan Alat Bukti Sertifikat Elektronik Hak Atas Tanah Pada Perkara Perdata Di Pengadilan. Pattimura Law Study Review, 1(2), 452-459. https://doi.org/10.47268/palasrev.v1i2.12071

Shella Aniscasary, & Risti Dwi Ramasari. (2022). Tinjauan Yuridis Kekuatan Hukum Sertifikat Tanah Elektronik Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang Nomor 1 Tahun 2021. Jurnal Hukum Dan Etika Kesehatan, 2(1), 1–14. https://doi.org/10.30649/jhek.v2i1.38

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Aslan Noor, Bekawita Wassir*, ⁠Ira Anggraini, ⁠Erlin Rahmaniah

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0